Jumat, 31 Desember 2010

encepalitis

encepalitis

HIPOGLIKEMIA PADA DIABETES MELITUS

PENDAHULUAN
Hipoglikemia adalah suatu simptom kompleks yang diawalidengan turunnya kadar glukose darah sampai tidak mencukupinyakebutuhan metabolik yang diperlukan oleh sistim saraf sehingga menimbulkan berbagai keluhan dan gejala yang karakteristik (1,4,7). Hipoglikemia post prandial dikemukakan pertama kali pada tahun
1924, pada waktu itu belum diketahui secara jelas mengenai gejalagejala dan tidak diperkirakan adanya hipoglikemia. Sejak digunakan obat insulin dan sulfonilurea untuk diabetes melitus (DM), banyak dilaporkan mengenai hipoglikemia akibat obat-obat tersebut. Timbulnya keadaan tersebut karena kurang penerangan kepada penderita akan pengaruh obat atau dosis yang diberikan terlalu tinggi atau tidak menurut aturan. Kemajuan dalam pengobatan diabetes mellitus dalam beberapa tahun terakhir ini serta tingkat pendidikan masyarakat yang semakin maju maka akhir-akhir ini adanya hipoglikemia akibat pemberian obat-obat
hipoglikemia semakin berkurang. Namun demikian perlu diketahui secara dini untuk mencegah perlangsungan selanjutnya karena hal ini dapat membahayakan hidup penderita. Di Indonesia frekuensi hipoglikemia pada penderita diabetes mellitus sampai saat ini masih belum pernah dilaporkan dalam skala besar. Utojo Sukaton melaporkan pada tahun l980 2l penderita hipoglikemia yang dirawat di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (9). Disimpulkan bahwa frekuensi hipoglikemia yang sangat sedikit ini disebabkan banyak nya kasus yang tidak dilaporkan (9).

ETIOLOGI

Hipoglikemia pada (DM) dapat ditemukan pada penderita yang mendapat pengobatan insulin atau penderita yang mendapat obat hipoglikemia oral (tablet). Pada umumnya lebih sering ditemukan pada penderita DM yang mendapat insulin. Terjadinya hipoglikemia pada penderita ini adalah akibat pemberian dosis obat yang melebihi dari yang semestinya dengan kata lain dosis yang diberikan terlalu besar, atau penderita melakukan kegiatan dan aktifitas fisik yang berlebihan, atau penderita kurang makan sedang pemberian dosis obat yang
diberikan tidak diturunkan (1,3,6). Pada umumnya timbulnya hipoglikemia sering ditemukan pada saat
sebelum makan siang dan malam hari. Hal ini disebabkan karena penderita terlambat makan siang (karbohidrat yang dimakan tidak mencukupi). Aktifitas fisik yang berlebihan, dosis insulin yang berlebihan,
perubahan jenis suntikan insulin dari insulin babi/sapi ke insulin murni tanpa menurunkan dosis insulin, semuanya dapat mempercepat timbulnya hipoglikemia (4,6). Beberapa keadaan tersebut di bawah ini dapat mempermudah penderita DM masuk ke dalam hipoglikemia (1,3,4,9). 1. Kerja insulin akan lebih lama bila pada penderita yang mendapat
insulin juga mendapat obat-obat seperti, propranolol,
oxytetracycline, ethylene diamino tetra acetic acid (EDTA).
2. Penderita dengan insufisiensi ginjal atau gagal ginjal mempunyai
kecenderungan untuk mengalami hipoglikemia akibat gangguan
inaktifasi insulin oleh ginjal.
3. Adanya hipoglikemia sering juga ditemukan pada penderita DM
usia lanjut yang mendapat tablet golongan sulfonilurea yang
kerjanya lama seperti, chlorpropamide (Diabinese) atau
acetohexamide oleh karena:
a. kerjanya yang lama merangsang sel beta, sehingga sekresi
insulin dapat berlangsung lama.
b. pada orang tua sering disertai dengan gangguan faal ginjal,
sehingga walaupun obat hipoglikemia oral sudah dihentikan
masih dapat timbul ulangan hipoglikemia karena kerja obat
ini yang lama.
c. pada penderita usia lanjut mungkin produksi glukosa oleh hati
berkurang sehingga timbul suatu keadaan hipoglikemia